Kebudayaan
Yuniani-Romawi adalah kebudayaan yang menempatkan manusia sebagai subjek utama.
Tidak dapat kita pungkiri bahwa Eropa dan Italia khsuusnya menjadi modern
seperti sekarang, sebenarnya sudah dimulai sejak zaman Renaissance. Modernisasi
bagaimanapun pasti akan memerlukan waktu sebentar ataupun lama, seperti halnya
Eropa dan Italia yang memerlukan waktu kurang lebih lima abad bahkan Jepang
yang memulai modernisasi sejak zaman Meiji Restorasi dimana mereka memerlukan
waktu kurang lebih satu setengah hingga dua abad.
Masa
Renaissance adalah masa dimana para ahli pikir berupaya melepaskan diri dari
dogma agama. Renaissance adalah sebuah gerakan budaya yang berkembang pada periode kira-kira dari
abad ke-14 sampai abad ke-17, dimulai di Italia pada Abad Pertengahan Akhir(Abad Pertengahan Akhir atau Zaman Pertengahan
Akhir adalah sebuah zaman dari sejarah Eropa yang
utamanya meliputi abad ke-14 sampai ke-15 (sekitar 1301–1500). Tentunya ada
manfaatnya apabila menyelami seluk beluk modernisasi suatu bangsa dan negara,
khusunya Italia dan Eropa.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
dan sejarah Renaissance
Kata
Renaissance, yang terjemahan literal dari bahasa Perancis ke dalam bahasa
Inggris adalah "Rebirth" (atau dalam bahasa Indonesia
"Kelahiran kembali"), pertama kali diperkenalkan oleh Giorgio Vasari
pada abad ke-16 untuk menggambarkan semangat kesenian Italia mulai abad ke-14
hingga ke-16 yang bernapaskan semangat kesenian Yunani dan Romawi Kuno.[1] Arti Renaissance
juga dapat dipahami dari arti terminologi bahwasanya Renaissance adalah
timbulnya revolusi pandangan hidup orang-orang Eropa dari zaman pertengahan
menuju abad modern melalui peralihan yang cukup cepat. Istilah Renaissance
sering digunakan untuk menamai berbagai macam kebudayaan dan pemikiran di Eropa
yang dimulai dari Italia kemudian meluas ke beberapa negara di Eropa lainnya.
Kemunculannya menghidupkan kembali ilmu pengetahuan, filsafat, dan perubahan
diberbagai kehidupan hingga para sejarawan menganggap sebagai awal zaman
modern. Perubahan yang terjadi pada zaman Renaissance menjadi persiapan bagi
pembentukan filsafat pada abad ke-17(filsafat modern).[2] Oleh
karena itu para ahli pikir mendambakan kelahiran kembali filsafat yang bebas,
yang tidak terikat pada ajaran agama. Hal ini didorong dengan sebab mulai
pudarnya kewibawaan dewan gereja pada masa itu yang dianggap terlalu banyak
mencampuri kegiatan ilmiah dan juga orang-orang pada masa itu lebih mendambakan
nilai-nilai individual yang bersifat konkrit dan menggunakan akal pikir karena
mereka tidak mempercayai nilai-nilai universal yang terlalu dianggap abstrak.[3] Sehingga
Burckhardt dalam bukunya menyebutkan bahwa munculnya renaissance bukan sekedar
kelahiran kembali kebudayaan Romawi dan Yunani kuno tetapi merupakan
kebangkitan kesadaran menusia sebagai makhluk yang rasional.
Beberapa
tokoh yang cukup berpengaruh pada zaman renaissance seperti Leonardo da inci,
Michelangelo dan Francis Bacon. Davinci mengatakan masa renaissance manusia
berkeyakinan bahwa pengalaman, eksperimenn dan rasionalitas manusia merupakan
dasar dalam kehidupan duniawi ini.[4] Bisa
kita pahami bahwa, jika Abad Pertengahan mengatakan manusia lahir ke dunia
turun dari surga dan begitu lahir langsung mengangkat kepalanya untuk
menengadah lagike surga, maka masa renaissance mengatakan manusia lahir ke
dunia untuk mengolah menyempurnakan serta menikmati dunia ini, baru setelah itu
menengadah ke surga. Manusia pada zaman ini belajar untuk memanfaatkan
kemampuan dan pengetahuannya bagi pelayan kepada sesama dengan hidup secaara
aktif memikirkan kepentingan umum dan bukan hidup bersenang-senang dan pasif.
Leonardo da Vinci sangat menyukai ilmu pengetahuan, walaupun beliau juga ahli
dalam bidang seni, astronomi, anatomi, sehingga beliau memahami burung terbang
dan merancang pesawat terbang.
B.
Renaissance
di Italia
Perkembangan penting yang kita sebut Renaissance sebenarnya dimulai
dari Italia pada wal abad ke-14 dan kemudian menjadi sebuah produk yang
artistik karena penemuan manusia dan alam pada abad ke-15.[5]
Pada abad ke-14 yaitu Ketika Dante dengan Divina Comedianya, atau Gionto
dengan lukisan-lukisan meninggalkan ciri-ciri dan tradisi seni sastra dan seni
lukis dimasa itu. Pelukis pada masa ini menggambarkan orang-orang dalam
lukisanya seperti halnya nyata hidup. Ketika Perang Salib berakhir justru
Italia mendapatkan keuntungan yang sangat besar karena letaknya tepat dipusat
kawasan perdagangan yang paling ramai di dunia pada masa itu(Laut Tengah),
sehingga memiliki peluang sebagai pintu gerbang masuknya barang-barang impor
dari Timur Tengah yang kemudian disalurkan keseluruh Italia Utara terus
keJantung daratan Eropa ata sebaliknya.[6]
Selain mendapatkan keuntungan dalam hal perdagangan, pada abad ke-15 di Italia
juga berkembang ilmu filsafat, dengan ajaran bahkan cara yang berbeda pada
zaman sebelumnya yakni filsafat Skolastik. Perkembangan Skolastik memuncak pada
abad pertengahan kedua abad ke-13 dan perempatan pertama abad ke-14 karena
perhatianya telah dialihkan kepada teologia persoalan gerejani bukan lagi pada hal
filsafat.[7]
Italia menyatakan bahwa negeri-negeri lain mampu menciptakan satu
suasana berfikir bebas oleh akal dapat diciptakan dan dimulai dari ilmu
pengetahuan. Karena sejak ke-14 semua orang merasai perlunya Gereja diperbarui
dan pembaruan telah dijanjikan, tapi keadaan semakin buruk dan tidak ada lagi
jalan lain selain pemberontakan. Pemberontakan itu salah satunya dipimpin oleh
Luther, dimana Luther tidak memberontak terhadap ajaran agama namun dia
memberontak terhadap cara-cara gereja yang memeras uang, terutama dengan
menjual Surat-surat Tanda Pengampunan Dosa(Atllatbrieven) pada masa itu.[8]
Italia dimasa renaissance bukan merupakan kesatuan politik, karena pada masa
ini banyaknya pecahan secara politis menjadi beberapa kerajaan kecil yang
mandiri. Sehingga politik yang dianut oleh semua negara ini adalah kesepakatan
untuk mempertahankan perbedaan dalam kesatuan kultural.
John Hale seorang ahli renaissance Italia mengatakan bahwa kota
Firenze menjadi kota pelopor renaissance di Italia pada masa wal munculnya
zaman baru tersebut.[9] Kota
ini dipengaruhi oleh bangsawan dan pedagang. Dari sini, kemudian renaissance
menjalar ke daratan Eropa lainnya.
C.
Renaissance
di Eropa
Kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan agama sehingga menemukan
dirinya sendiri dan menjadi fokus kemajuan. Antroposentrisme menjadi pandangan
hidup dengan humanisme menjadi pegangan sehari-hari. Selain itu adanya dukungan
dari keluarga saudagar kaya semakin menggelorakan semangat Renaissance sehingga
menyebar ke seluruh Italia dan Eropa. Pada abad ke-15 sampai abad ke-16 kaum
intelektual, seniman dan politik didaratan Eropa serentak untuk membuat satu
gerakan pembaharuan yang mengeinginkan kebebasan berfikir dan akan merubah
doktrin agama yang mereka anggap sangat mengekang kemerdekaan batin.[10]
Jatuhnya kekaisaran Byzantium atau Romawi Timur di Konstantinopel
membangkitkan Eropa. Disamping itu, kota Firenze adalah satu-satunya kota saat
itu yang paling produktif dalam menghasilkan berbagai seniman besar dan juga para
bankir utama di Eropa masa itu. Selain kotanya yang produktif, kota ini juga
melairkan tokoh-tokoh seniman besar pada masa itu, seperti Dante Alighieri dan
Polizaiono(Puisi), Boccacio Uccello, Verrocchio, leonardo da Vinci(Prosa), dll.
Benih-benih humanisme yang mengalirkan liberalisme, individualisme serta
rasionalisme dari kota Firenze ini mendapat tempat subur untuk berkembang
keseluruh penjuru Eropa.[11]
Dapat kita ambil kesimpulan bahwasanya zaman Renaissance adalah zaman yang
menjembatani akan zaman abad pertengahan dan zaman modern.
PENUTUP
Kata Renaissance, yang terjemahan literal dari bahasa Perancis ke
dalam bahasa Inggris adalah "Rebirth" (atau dalam bahasa
Indonesia "Kelahiran kembali"),
Renaissance juga dapat dipahami dari arti terminologi bahwasanya Renaissance
adalah timbulnya revolusi pandangan hidup orang-orang Eropa dari zaman
pertengahan menuju abad modern melalui peralihan yang cukup cepat. Renaissance adalah sebuah gerakan budaya yang sangat mempengaruhi kehidupan
intelektual Eropa pada periode modern awal. Mulai di Italia, dan menyebar ke
seluruh Eropa pada abad ke-16, pengaruhnya dirasakan dalam sastra, filsafat, seni, musik, politik, ilmu pengetahuan, agama, dan aspek lain dari penyelidikan intelektual. Renaissance sebenarnya
merupakan transisi untuk menuju zaman pencerahan(aufklarung) abad ke-18.
Tokoh-tokoh renaissance antara lain, Dante Alighieri, Lorenzo Valla,
Niccolo Machiavelli, Boccacio, Francesso Petrarca, Desiderius Erasmus, Lionardo
da Vinci dll.
DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo
Sutarjo. Sejarah Pemikiran Barat dari yang Klasik sampai yang Modern. Jakarta:
Rajawali Pers. 2013.
Sofyan Ayi. Kapita Selekta Filsafat. Bandung: CV.Pustaka
Setia. 2010.
Mustansyir Rizal. Filsafat Analitik. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Ravertz Jerome R. Filsafat Ilmu
Sejarah& Ruang Lingkup Bahasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009.
Hardiwijono Harun. Sari Sejarah
Filsafat Barat 1. Yogyakarta: Penerbit Kanasius, 1980
Bury J. B. Sejarah Kemerdekaan Berfikir. Jakarta: Progres.
2004.
[1]Sutarjo
Adisusilo, Sejarah Pemikiran Barat dari yang Klasik sampai yang Modern(Jakarta:
Rajawali Pers, 2013), h. 67-68
[2] Ayi Sofyan, Kapita
Selekta Filsafat(Bandung: CV.Pustaka Setia, 2010), h. 78-79
[3]
Rizal Mustansyir, Filsafat Analitik(Yogyakarta, Pustaka Pelajar, h. 13
[4]
Sutarjo
Adisusilo, Sejarah Pemikiran Barat dari yang Klasik sampai yang Modern(Jakarta:
Rajawali Pers, 2013), h. 68
[5]
Jerome R. Ravertz, Filsafat Ilmu Sejarah& Ruang Lingkup Bahasan(Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009), h. 29
[6]
Sutarjo
Adisusilo, Sejarah Pemikiran Barat dari yang Klasik sampai yang Modern(Jakarta:
Rajawali Pers, 2013), h. 71
[7]
Harun Hardiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat 1(Yogyakarta: Penerbit
Kanasius, 1980), h. 180-120
[8]
J. B. Bury, Sejarah Kemerdekaan Berfikir(Jakarta: Progres, 2004),
h.77-78
[9]
Sutarjo
Adisusilo, Sejarah Pemikiran Barat dari yang Klasik sampai yang Modern(Jakarta:
Rajawali Pers, 2013), h. 81
[11]
Sutarjo
Adisusilo, Sejarah Pemikiran Barat dari yang Klasik sampai yang Modern(Jakarta:
Rajawali Pers, 2013), h. 83